Detik-detik Wafatnya Syekh Abdul Qadir al-Jailani
Posted on Juli 21, 2013 by SufiMuda
Jasadnya
memang sudah terkubur lebih dari delapan abad. Namun nama dan tauladan
hidupnya tetap membekas kuat di kalangan umat Islam. Dialah Syekh Abdul
Qadir al-Jailani, ulama sufi kelahiran Persia yang kemasyhurannya
setingkat dunia.
Syekh
Abdul Qadir terkenal sebagai pribadi yang teguh dalam berprinsip, sang
pencari sejati, dan penyuara kebenaran kepada siapapun, dan dengan
risiko apapun. Usianya dihabiskan untuk menekuni jalan tasawuf, hingga
ia mengalami pengalaman spiritual dahsyat yang mempengaruhi keseluruhan
hidupnya. Jejak Syekh Abdul Qadir juga dijumpai dalam belasan karya
orisinalnya.
Selain
mewarisi banyak karya tulisan, Syekh Abdul Qadir meninggalkan beberapa
buah nasehat menjelang kewafatannya. Akhir hayat Syekh didahului dengan
kondisi kesehatannya yang terus menurun. Kala itu putra-putranya
menghampiri dan mengajukan sejumlah pertanyaan.
”Berilah aku wasiat, wahai ayahku. Apa yang harus aku kerjakan sepergian ayah nanti?” tanya putra sulungnya, Abdul Wahab.
”Engkau
harus senantiasa bertaqwa kepada Allah. Jangan takut kepada siapapun,
kecuali Allah. Setiap kebutuhan mintalah kepada-Nya. Jangan berpegang
selain kepada tali-Nya. Carilah segalanya dari Allah,” jawab sang ayah.
”Aku diumpamakan seperti batang yang tanpa kulit,” sambung Syekh Abdul Qadir. ”Menjauhlah
kalian dari sisiku sebab yang bersamamu itu hanyalah tubuh lahiriah
saja, sementara selain kalian, aku bersama dengan batinku.”
Putra lainnya, Abdul Azis, bertanya tentang keadaannya. ”Jangan bertanya tentang apapun dan siapapun kepadaku. Aku sedang kembali dalam ilmu Allah,” sahut Syekh Abdul Qadir.
Ketika ditanya Abdul Jabar, putranya yang lain, ”Apakah yang dapat ayahanda rasakan dari tubuh ayahanda?” Syekh Abdul Qadir menjawab, ”Seluruh anggota tubuhku terasa sakit kecuali hatiku. Bagaimana ia dapat sakit, sedang ia benar-benar bersama dengan Allah.”
”Mintalah
tolong kepada Tuhan yang tiada tuhan yang wajib disembah kecuali Dia.
Dialah Dzat yang hidup, tidak akan mati, tidak pernah takut karena
kehilangannya.” Kematian pun segera menghampiri Syekh Abdul Qadir.
Syekh
Abdul Qadir al-Jainlani menghembuskan nafas terakhir di Baghdad, Sabtu
bakda maghrib, 9 Rabiul Akhir 561 H atau 15 Januari 1166 M, pada usia 89
tahun. Dunia berduka atas kepulangannya, tapi generasi penerus hingga
sekarang tetap setia melanjutkan ajaran dan perjuangannya. (Mahbib Khoiron)
Sumber : nu.or.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar